Foto/Kementan  

nusakini.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono memastikan bahwa ketersediaan aneka cabai yang akan dibutuhkan secara nasional, khususnya menyambut Ramadan dan Idul Fitri 1438 H nanti sangat aman dan terkendali. Kunjungan ke sentra - sentra produksi cabai di seluruh Indonesia intensif dilakukan guna memantau secara langsung ketersediaan dalam rangka menjaga stabilisasi pasokan dan harga.

Bahkan Tim Upaya Khusus (Upsus) Cabai dan Bawang Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura bersama jajarannya tak ketinggalan turun ke lapangan mengidentifikasi sekaligus memantau luas tambah tanam (LTT) dan panen. "Kami turunkan semua Eselon II, III, IV, bahkan staf teknis tak ketinggalan kami kirim ke lapangan bagi - bagi tugas memantau ketersediaan aneka cabai dan juga LTT," kata Spudnik Sujono, Senin (8/5/2017). 

Dimana hasil pantauan yang dilakukan timnya ke lapangan, Spudnik merinci, secara nasional angka prognosa menunjukkan bahwa produksi cabai rawit merah bulan Mei ini ada 87.232 ton. Sementara kebutuhan nasional 73.689 ton. Untuk produksi bulan Juni adalah 88.923 ton dengan kebutuhan secara nasional 75.050 ton, serta produksi bulan Juli ada 83.464 ton dengan kebutuhan nasional 69.689 ton. "Adapun luas panen cabai rawit merah nasional untuk bulan Mei 49.822 hektar, Juni 45.468 hektar, dan bulan Juli 45.430 hektar. Jadi secara nasional ketersediaan cabai rawit merah memang sudah siap mengamankan Ramadan dan Idul Fitri 1438 H nanti," papar Spudnik Sujono. 

Begitu juga cabai besar, menurut Spudnik Sujono, juga aman dan terkendali. Sebab, sesuai data produksi yang dimiliki, pada bulan Mei 2017 ini saja produksinya 109.423 ton, dengan kebutuhan secara nasional 96.003 ton. Produksi di bulan Juni nanti ada 109.763 ton, dengan kebutuhan 95.211 ton, dan produksi di bulan Juli 106.061 ton, dengan ketersediaan 91.533 ton. "Sedangkan luas panen cabai besar secara nasional untuk bulan Mei 25.907 hektar, bulan Juni 23.579 hektar, bulan Juli 26.528 hektar. Jadi kebutuhan cabai besar secara nasional masih aman," ungkap Spudnik Sujono. 

Selain itu, di awal bulan Mei ini juga, Spudnik menyebut bahwa beberapa sentra utama yang akan panen, dan bahkan memasuki puncak panen pada bulan Juni nanti di antaranya seperti cabai rawit merah di Kabupaten Blitar seluas 4.850 hektar, Kediri seluas 2.500 hektar, Tuban 2337 hektar, Garut 1.062 hektar, Malang 948 hektar, Lombok Timur 778 hektar, Magelang 480 hektar, Temanggung 482 hektar, dan di Kabupaten Banyuwangi seluas 300 hektar. "Belum lagi di beberapa sentra utama lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang akan dipanen," ujarnya. 

Sedangkan lokasi panen cabai besar pada bulan Mei dan memasuki puncak panen bulan Juni nanti, papar Spudnik, di antaranya di Kabupaten Garut seluas 1.870 hektar, Magelang 790 hektar, Temanggung 650 hektar, Sumedang 500 hektar, Malang 560 hektar, Lombok Timur 470 hektar, Tuban 475 hektar, dan di Kabupaten Banyuwangi 200 Ha. "Bahkan di luar Pulau Jawa juga masih banyak sentra cabai besar yang akan dipanen," terangnya. 

Soal harga aneka cabai di tingkat petani, tambah Spudnik, masih stabil dan terjangkau. "Untuk cabai besar berada di kisaran Rp 10.000 per kilogram di Kabupaten Enrekang, dan ini termasuk harga terendah. Sementara harga tertinggi yaitu Rp 28.000 per kilogram ada di Sleman. Sedangkan harga cabai rawit merah Rp 18.000 per kilogram di Kabupaten Gowa, yang termasuk harga terendah. Harga tertinggi adalah Rp 50.000 per kilogram yakni di Sukabumi," jelas Spudnik. 

Berdasarkan penugasan Menteri Perdagangan ke Perum Bulog, untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga cabai rawit merah dan bawang merah, pihaknya pun melakukan Kordinasi dengan Perum Bulog untuk melakukan penyerapan dan pembelian, baik cabai rawit merah maupun bawang merah. “Itu kami lakukan dalam rangka menjaga stok dan ketersediaan menyambut Ramadhan dan Idul fitri 1438 H ini,” pungkas Spudnik (p/mk)